Dia Hanya Mengingatku

Kesan Pertama 



Kesan Pertama 

0Ye Minqiu tersenyum, "Apa benar beberapa waktu lalu kamu yang datang untuk menemui Fu Nanli di Kota Shaocheng?"     

Wen Qiao merasa berat untuk membuka mulutnya dan juga tak nyaman untuk mengakuinya, "Iya."     

Ye Minqiu menyimpan kata-katanya, dia tidak bisa melepaskan Fu Nanli dalam hati dan pikirannya, karena hanya akan membuatnya merasa kikuk, dia hanya berkata, "Neneknya mengetahui perihal kamu pergi untuk mencari Fu Nanli, sudah dua hari ini Nenek Ye tinggal di Kota Haicheng khusus untuk menemuimu."     

Wen Qiao merasa gugup, tidak hanya gugup karena bertemu dengan ibunya, tetapi sekarang dia juga gugup karena akan bertemu dengan neneknya.     

Dia mengeluarkan ponsel, "Aku...aku akan memberitahu Fu Nanli dulu."     

Hubungannya dengan Fu Nanli saat ini masih berjarak sehingga dia tidak berani mengambil keputusan tanpa izin pria itu.     

Ye Minqiu berkata, "Tidak perlu memberitahunya, dia sedang sibuk sekarang. Naiklah ke mobil dan pergi ke Mansion Yuannan untuk makan malam dengan Nenek Ye. Aku akan mengantarmu pulang setelah makan malam."     

Meskipun Ye Minqiu tampaknya tidak memiliki kekuatan, tetapi tiap perintah yang keluar dari mulutnya susah untuk dibantah.     

Wen Qiao hanya bisa menuruti permintaan Ye Minqiu, kemudian dia naik ke mobil dan berpamitan kepada Lu Youyou.     

Saat mobil melaju ke jalan setapak, langit berangsur-angsur menjadi gelap. Wen Qiao meremas ponsel di tangannya, dia merasa sedikit gugup. Apakah tidak masalah jika dia menemui neneknya tanpa memberitahu Fu Nanli?     

Seakan-akan nasib menuntunnya untuk menuruti perintah ibu Fu Nanli. Banyak hal di dalam hidupnya terjadi di luar kendalinya.     

Mansion Yuannan terletak di pusat kota. Tempat itu adalah tempat tinggal orang yang kaya, bangunan bergaya Tiongkok, berdinding marmer putih gading, pagar besi penuh ukiran. Mobil memasuki kompleks, terlihat sinar lampu jalan yang bersinar di taman. Pemandangannya sangat indah.     

Mobil kemudian berhenti di depan sebuah rumah tua dengan batu bata biru dan ubin yang berwarna merah.Wen Qiao keluar dari mobil bersama Ye Minqiu dan memasuki rumah.     

Ruangan itu dihias dengan elegan, dengan perabotan yang terbuat dari kayu mahoni, terdapat perapian juga di dalamnya, dan seorang wanita tua dengan rambut yang beruban dan mengenakan Qipao beludru berwarna hijau tua duduk di sofa kulit berwarna coklat tua. Dia memakai kacamata dengan rantai kacamata emas tergantung di telinganya dan ada sebuah buku di pangkuannya.     

Langkah kaki Wen Qiao membuat wanita tua itu menoleh ke arahnya. Kesan pertama saat melihat wajahnya, neneknya terlihat seperti orang yang baik.     

Wu Yue menengadahkan kepalanya dan melihat Wen Qiao. Gadis ini memiliki kaki yang jenjang dengan rambut gaya kuncir kuda yang tinggi, kulitnya putih bersih dan cantik. Dia menatap Wen Qiao dengan rasa penasaran. Dilihat dari pengamatannya, gadis ini terlihat cukup pintar.     

Kesan pertama saat bertemu dengannya, dia menyukai gadis ini.     

Wen Qiao berdiri di depan sofa. Ye Minqiu memperkenalkan Wen Qiao kepadanya. Wen Qiao memanggilnya "Nyonya" dengan sopan.     

Dia tidak berani memanggilnya nenek.     

Wu Yue bangkit berdiri dan memberi Wen Qiao angpao, "Cukup panggil nenek saja."     

Angpao adalah uang yang ditaruh di dalam amplop berwarna merah, biasanya diberikan oleh orang yang lebih tua kepada orang yang lebih muda.     

Wen Qiao sedikit mengernyit, "Saya tidak bisa menerima ini."     

Nenek Ye tertawa sambil menepuk tangannya, "Ini sudah menjadi tradisi kami, terima saja pemberianku ini."     

Wen Qiao merasa malu, anggota keluarga Fu Nanli lebih baik dibandingkan orang kaya pada umumnya. Mereka memperlakukan orang lain dengan lembut dan tulus yang membuatnya merasa dekat dengan keluarganya.     

Nenek Wen Qiao sudah lama meninggal, dan Nenek Fu Nanli saat ini memperlakukannya dengan sangat baik, dan dia langsung merasa sangat diperhatikan.     

"Saya tidak membawakan Anda sebuah hadiah karena saya datang ke sini mendadak."     

Wu Yue mengajaknya ke ruang makan, "Aku tahu mama Fu Nanli sudah mengajakmu datang kesini secara mendadak, tentu saja kamu tidak memiliki waktu untuk membelikanku sebuah hadiah. Sebagai ganti hadiah, temani nenek tua ini makan bersama ya?"     

"Saya merasa tidak sopan apabila menerima undangan makan dengan Anda tanpa membawakan anda sesuatu."     

Nenek Ye merasa senang dan berkata, "Bagaimana kalau lain waktu kamu yang mengajak nenek makan bersama denganmu?"     

"Baiklah. Anda suka makanan apa?"     

"Makanan apapun aku suka, asalkan tidak terlalu kuat bumbunya."     

Wen Qiao mengingatnya baik-baik dalam hati.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.